Bupati Rembang : FGD Menjadi Embrio Sinergitas Antara Lasem Kota Pusaka dan Rembang Kota Fashion

Daerah5 Views

Rembang, Indonesianews.co.id

Pembangunan Lasem sebagai Kota Pusaka diperkirakan mulai pada April 2021 ini. Terkait hal itu banyak hal yang perlu dipersiapkan, salah satunya membangun sinergitas antara konsep kota pusaka dengan proyeksi Rembang sebagai kota fashion.

Forum Group Discussion (FGD) sinergitas pengembangan Rembang sebagai Kota Fashion dengan Lasem sebagai Kota Pusaka pun dilakukan di Pendapa Museum RA. Kartini, pada Rabu (27/1/2021). Dengan mendatangkan berbagai kalangan dan profesi terkait dan nara sumber yang berkompeten, diantaranya dari Yayasan Lembaga Gerak Pemberdayaan (LeGe Pe), seperti Prof.FX Sugiyanto, Prof.Gunawan Wibisono, Prof.Wisnu Handoyo , Lisa Fitriya Designer Internasional dari Indonesia Fashion Chambers.

Dalam kesempatan itu, Bupati Rembag H.Abdul Hafidz menyebut FGD tersebut bisa menjadi embrio dalam perjalanan pembangunan kota pusaka Lasem dan Rembang Kota Fashion yang bersinergi. Gubernur Jawa Tengah, disebutnya fokus dalam mengembangkan gerakan ekonomi dari fashion dan sejarah dan budayanya , dan Rembang menjadi percontohannya.

“Dalam FGD diharapkan ada sharing , suport dari berbagai pihak, baik dari UMKM, aliansi santri, yang akan mencerminkan satu wadah dalam pengembangan kota pusaka dan fashion di Kecamatan Lasem, ” ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Rembang Akhsanudin menambahkan latar belakang didorongnya pengembangan Rembang sebagai kota Fashion ini adalah adanya potensi kerajinan khas Lasem, yakni batik tulis Lasem yang merupakan salah satu unsur penting pendukung kota pusaka Lasem yang masih dijual dalam bentuk lembaran.

“Banyak pertanyaan Kenapa batik tulis lasem banyak yang dijual dalam bentuk lembaran kain, tidak siap pakai. Atas latar belakang inilah pemerintah mendorong agar usaha fashion batik di Rembang bisa mewujudkan mimpi kita bersama Rembang sebagai kota fashion melalui pengembangan koperasi batik Lasem sebagai bisnis pendampingnya,” terangnya.

Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya – upaya dan evaluasi setiap tiga bulan sekali. FGD kali ini juga disebutnya untuk mendapat masukan terkait pemanfaatan hall dilantai 4 di dalam pusat pertokoan 4 lantai yang akan dibangun dalam penataan kota pusaka Lasem.

Salah satu Disainer Kota Garam, Tintin yang menjadi peserta FGD menyambut baik diselenggarakannya kegiatan tersebut. Pembangunan kota pusaka Lasem diyakini akan berdampak baik bagi masyarakatnya secara ekonomi termasuk untuk membantu menguatkan nama Lasem dan Rembang serta mendongkrak brand Rembang sebagai Kota Fashion itu sendiri.

Dirinya sebagai desainer pun selalu mengangkat Batik tulis Lasem, sebagai warisan budaya. Yang diyakini dapat menambah nilai hasil karyanya karena menjadi lebih hidup dengan historis batik tulis lasem dan Lasemnya

“Lasem itu Kota tua ya. Kota tua punya sejarah yang kuat. Jadi, Batik Lasem bukan hanya yang kita buat usum-usuman atau trend tetapi punya cerita itu lho. Punya cerita yang hubungannya dengan Kota Pusaka itu, harus dilestarikan, ” terangnya.

Dalam FGD tersebut hadir juga para pelaku usaha batik tulis Lasem, tokoh masyarakat dan pemerhati sejarah Lasem, perwakilan Kepala Desa, serta para pedagang yang ada di zona penataan kota pusaka. (Sutrisno/Rbg)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *