Warga Dihimbau Waspada Bencana Banjir Pesisir

Daerah78 Views

Rembang, Indonesianews.co.id

Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Tanjung Emas Semarang Jawa Tengah memhimbau masyarakat yang tinggal di pesisir pantai WASPADA adanya fenomena Banjir Pesisir (ROB) yang diprediksi akan terjadi pada rentan waktu tanggal 19 -21 Januari 2021.

Banjir Pesisir diprediksi akan terjadi di wilayah Pesisir Jawa Tengah pada pukul 24.00 WIB – 03.00 WIB. Peringatan Dini Banjir Pesisir disampaikan BMKG ME. 01.02/PDR/18/KTJM/I/2021 itu berlaku selama 2 hari (19-21 Januari 2021). ROB akan berdampak terganggunya transportasi di sekitar pesisir aktifitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

Masyarakat untuk selalu siaga dan waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari banjir pesisir serta memperhatikan update cuaca maritim dari BMKG. Di wilayah Pantura Kabupaten Rembang terdapat 6 Kecamatan yang masyarakatnya berdomisili di pesisir pantai. Meliputi Kecamatan Kaliori, Rembang, Lasem, Sluke, Kragan dan Kecamatan Sarang.

Seperti halnya di wilayah pesisir kecamatan Sluke terdapat 5 desa yang masuk zona merah, yakni ; Desa Pangkalan, Jatisari, Manggar (Dukuh Pendok), Blimbing dan Desa Sendangmulyo.

Kemudian di wilayah Kecamatan Kragan ada dua desa yang akan sangat terdampak jika terjadi Rob yaitu; Desa Pandangan dan Desa Karanganyar dan Desa Sarang di kecamatan Sarang.

Pemukiman penduduk di beberapa desa ini sebagian besar berdekatan dengan laut. Perangkat Desa Jatisari Suwandi mengatakan, pihak desa sudah mendapat informasi dari BMKG terkait ROB. Untuk itu pihak pemdes telah menyebarluaskan informasi itu kepada warga agar selalu waspada.

“Kami sudah tahu informasi itu, kemudian kami sebarluaskan ke masyarakat disini agar selalu waspada,” kata suwadi kepada wartawan Indonesianews.co.id Rabu (20/1/2021) di Balai Desa setempat.

Ia menjelaskan ada sekitar 15 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak karena posisi rumahnya dekat laut. Namun ada juga rumah 2 warga milik Suyati dan Patmi dan bangunan mosola yang posisinya hanya berjarak 5 meter dari pantai.

“Masyarakat disini mata pencahariannya sebagai nelayan. Ada sekitar 110 perahu milik nelayan. Untuk itulah kami meminta kepada nelayan sementara tidak melaut dan memperkuat tali sandar perahunya agar tidak lepas,” tandasnya.

Ia sedikit lega karena didesanya saat ini sudah ada penangkis ombak sepanjang 500 meter, yang berfungsi sebagai pengaman jika sewaktu-waktu ombak besar menghantam. Salah satu warga Desa Pangkalan Kasmudi mengatakan nelayan didesanya sudah mengetahui informasi terkait ROB sehingga nelayan tidak berani melaut beberapa hari ini.

(Sutrisno/Rbg)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *