Stasiun Bahan Bakar di Tengah Laut Rembang, Kini Mulai Dilirik Investor

Daerah426 Views

Rembang, Indonesianews.co.id

Peluang mendirikan stasiun pengisian bahan bakar di tengah laut Rembang menjadi potensi yang cukup bagus, karena banyak kapal tongkang dan kapal nelayan membutuhkan pasokan solar non subsidi.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Rembang Migas Energi (RME) melirik peluang tersebut, sebagai sasaran melebarkan sayap usaha.

Direktur PT. Rembang Migas Energi (RME) Zaenul Arifin, Kamis (01/4/2021) kemarin mengatakan setidaknya sampai hari ini sudah ada 2 – 3 perusahaan dari Jakarta yang berminat masuk, ingin mendirikan stasiun pengisian bahan bakar di tengah laut, utara Kabupaten Rembang.

“Perusahaan dari Jakarta berminat masuk Rembang. Tinggal nanti hitung-hitungannya seperti apa,” ungkap Zaenul.

Ia memaparkan setiap bulan rata-rata ada 40 kapal tongkang masuk ke Rembang. Belum lagi kapal-kapal nelayan berbobot di atas 30 GT jumlahnya mencapai ratusan dan harus dipasok solar non suibsidi. Manakala calon mitra mensyaratkan minimal serapan bahan bakar 1.000 kilo liter (ton) per bulan, menurutnya sudah memenuhi kriteria.

“Kalau kita ambil 20 persennya, sebulan untuk tongkang saja 800 kilo liter (ton). Belum lagi kapal-kapal besar nelayan. Saya kira syarat dari calon mitra, harusnya masuk,” bebernya.

Zaenul menambahkan sudah ada 2 calon lokasi yang layak dibangun stasiun pengisian bahan bakar, yakni di sekitar Pelabuhan Rembang Terminal Sluke Desa Sendangmulyo, Kecamatan Sluke dan tengah laut antara Lasem – Sluke. Minimal 1 titik dulu, supaya kelancaran bahan bakar tidak menjadi kendala bagi pelaku usaha pelayaran.

“Di daerah-daerah lain sudah banyak berdiri. Rembang mestinya segera ada, karena intensitas pelayaran semakin meningkat,” imbuhnya.

Selama ini, kapal-kapal tongkang dan kapal nelayan di atas bobot 30 GT, memperoleh pasokan bahan bakar dari darat yang dikelola oleh sejumlah perusahaan. (Sutrisno)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *